Jika saja
kamu sesimpel 1 + 1 = 2
maka aku tidak perlu susah-susah
mencari kalkulator
atau menemukan formula
untuk membuat kamu
lebih mudah untuk dimengerti.
@radityadika
Jumat, 31 Mei 2013
Rainy Day
Ah, musim hujan. Aku selalu suka hujan. Ada romantisme tersendiri
dari hujan, entah kenapa, mungkin datang dari percampuran antara cemas
menemukan tempat berteduh, pengharapan melihat pelangi pas hujan
selesai, dan merenung sendiri dari balik kacamata yang berembun. Hujan
membawa itu semua: cemas, harap, dan perenungan.
Aku suka hujan. Aku suka menyetir mobil di bawah hujan sambil melamun, melihat jalanan melalui kaca yang dipenuhi oleh titik-titik air. Lalu aku menghapusnya dengan wiper, yang tentu saja percuma, hanya untuk melihatnya basah kembali: setitik demi setitik demi setitik demi setitik… hingga aku menghapusnya lagi. Dan ulangi. Lalu aku menyetel radio, bernyanyi sumbang, yang tersamarkan oleh bunyi kaca yang ditempa air. Aku suka tidak bisa mendengar suaraku sendiri. Aku suka dibungkam tanpa sengaja.
Aku suka hujan. Terutama aku suka bau air yang bercampur dengan tanah, bau lumpur samar itu. Aku selalu menciumnya dengan brutal, menghirup dalam-dalam dan menahan napas, supaya tidak terlupakan oleh bau yang lain. Aku ingat, sewaktu masih kecil, aku selalu suka menari di bawah hujan, teriak bersama teman-teman dan mengecap rasa asin yang mampir di bibir. Dan ketika keesokannya harinya meriang? Aku gak peduli.
Tapi aku selalu takut dengan badai. Dengan kemampuannya untuk merusak, menghancurkan yang telah ada. Menyapu bersih apa yang pernah aku bangun. Menelan semuanya dalam satu kali jentikan jari, atau kurang. Badai dengan angin kencang, petir nyaring, dan kilatan yang menyilaukan mata. Badai bisa membuat orang hilang. Badai bisa membuat orang bimbang. Badai bisa, menyesatkan.
Dan ketika badai semacam itu datang,
yang diperlukan hanyalah keberanian untuk menari di bawah hujan.
Hei, kamu. Pegang tanganku.
Kita menari bersama. Ya?
BY : RADITYA DIKA
Aku suka hujan. Aku suka menyetir mobil di bawah hujan sambil melamun, melihat jalanan melalui kaca yang dipenuhi oleh titik-titik air. Lalu aku menghapusnya dengan wiper, yang tentu saja percuma, hanya untuk melihatnya basah kembali: setitik demi setitik demi setitik demi setitik… hingga aku menghapusnya lagi. Dan ulangi. Lalu aku menyetel radio, bernyanyi sumbang, yang tersamarkan oleh bunyi kaca yang ditempa air. Aku suka tidak bisa mendengar suaraku sendiri. Aku suka dibungkam tanpa sengaja.
Aku suka hujan. Terutama aku suka bau air yang bercampur dengan tanah, bau lumpur samar itu. Aku selalu menciumnya dengan brutal, menghirup dalam-dalam dan menahan napas, supaya tidak terlupakan oleh bau yang lain. Aku ingat, sewaktu masih kecil, aku selalu suka menari di bawah hujan, teriak bersama teman-teman dan mengecap rasa asin yang mampir di bibir. Dan ketika keesokannya harinya meriang? Aku gak peduli.
Tapi aku selalu takut dengan badai. Dengan kemampuannya untuk merusak, menghancurkan yang telah ada. Menyapu bersih apa yang pernah aku bangun. Menelan semuanya dalam satu kali jentikan jari, atau kurang. Badai dengan angin kencang, petir nyaring, dan kilatan yang menyilaukan mata. Badai bisa membuat orang hilang. Badai bisa membuat orang bimbang. Badai bisa, menyesatkan.
Dan ketika badai semacam itu datang,
yang diperlukan hanyalah keberanian untuk menari di bawah hujan.
Hei, kamu. Pegang tanganku.
Kita menari bersama. Ya?
BY : RADITYA DIKA
Minggu, 19 Mei 2013
Cinta Dalam Kardus
![]() |
Film by @radityadika dan Salman Aristo |
Sinopsis
Film ini bercerita tentang Miko (Raditya Dika), orang yang percaya bahwa cinta itu menuntut dan tidak pernah bisa menerima seseorang apa adanya. I love you just the way you are itu justru tanda buat berpisah. Dan persis itulah yang ia rasakan saat ini, pada hubungannya dengan Putri (Anizabella Lesmana). Miko mulai mempertimbangkan untuk putus.
Hari itu Miko berencana untuk naik ke panggung stand up comedy. Dia ingin melakukan sesuatu yang bisa bikin hidupnya segar. Diragukan Rian (Ryan Adriandhy), kawannya, dia bisa bertahan di panggung atau tidak, Miko tak berhenti. Sebelum berangkat, Miko sempat kaget ketika menemukan kardus yang berisi barang-barang nostalgia peninggalan 21 mantan gebetan-nya.
Seharusnya kardus itu sudah dibuang oleh Mas Anca (Hadian Saputra), pembantunya. Namun sayang selama ini Miko lupa memberitahu dia dimana kardus itu disimpan. Dengan kesal akhirnya Miko pun membawa kardus itu pergi bersamanya. Dia berencana untuk membuang kardus itu nanti.
Sesampainya Miko di café stand up comedy, karena belum menemukan tempat untuk membuang kardus tersebut, Miko membawa kardus itu masuk bersamanya. Lalu dia naik ke atas panggung, dengan satu niat sederhana, menguasai panggung, ngoceh, melepas mumet. Namun niat tersebut terancam oleh dua ABG dimabuk cinta, Caca dan Kipli, yang duduk di paling depan dan sangat menyedot perhatian penonton.
Miko menahan kekesalannya. Namun saat dia mendengar Caca dan Kipli memanggil satu sama lain Ayah-Bunda, kesabarannya pun habis. Miko menepis materi stand up comedy-nya. Dia punya agenda, yaitu meyakinkan penonton bahwa love is overrated!
Untuk mendukung argumennya, Miko pun membawa kardus tadi ke atas panggung. Melalui barang-barang peninggalan mantan gebetan dan kisah unik di baliknya, Miko ingin bicara fakta: cinta sudah dihitung lebih ‘mahal’ dari seharusnya!
Walaupun pada awalnya Caca dan Kipli selalu menangkis argumen Miko, lama kelamaan Miko berhasil mengubah suasana café yang pink menjadi abu-abu ketika orang-orang mulai ikut skeptis pada cinta. Karena terbawa oleh suasana di atas panggung, Miko bahkan memutuskan Putri dengan cara yang gegabah: lewat twitter.
Tapi sebuah batu koral dalam kardus itu bikin Miko jungkir balik dan tunggang langgang. Apakah memang cinta bisa apa adanya? Atau harusnya, ada apanya? Zona nyaman yang sesungguhnya atau ruang penuh resiko yang harus selalu tumbuh?
Bagi yang belum liat trailer nya , bisa liat disini dan ada behind the scene part 1 disini.
TAYANG TANGGAL 13 JUNI 2013!
Hari itu Miko berencana untuk naik ke panggung stand up comedy. Dia ingin melakukan sesuatu yang bisa bikin hidupnya segar. Diragukan Rian (Ryan Adriandhy), kawannya, dia bisa bertahan di panggung atau tidak, Miko tak berhenti. Sebelum berangkat, Miko sempat kaget ketika menemukan kardus yang berisi barang-barang nostalgia peninggalan 21 mantan gebetan-nya.
Seharusnya kardus itu sudah dibuang oleh Mas Anca (Hadian Saputra), pembantunya. Namun sayang selama ini Miko lupa memberitahu dia dimana kardus itu disimpan. Dengan kesal akhirnya Miko pun membawa kardus itu pergi bersamanya. Dia berencana untuk membuang kardus itu nanti.
Sesampainya Miko di café stand up comedy, karena belum menemukan tempat untuk membuang kardus tersebut, Miko membawa kardus itu masuk bersamanya. Lalu dia naik ke atas panggung, dengan satu niat sederhana, menguasai panggung, ngoceh, melepas mumet. Namun niat tersebut terancam oleh dua ABG dimabuk cinta, Caca dan Kipli, yang duduk di paling depan dan sangat menyedot perhatian penonton.
Miko menahan kekesalannya. Namun saat dia mendengar Caca dan Kipli memanggil satu sama lain Ayah-Bunda, kesabarannya pun habis. Miko menepis materi stand up comedy-nya. Dia punya agenda, yaitu meyakinkan penonton bahwa love is overrated!
Untuk mendukung argumennya, Miko pun membawa kardus tadi ke atas panggung. Melalui barang-barang peninggalan mantan gebetan dan kisah unik di baliknya, Miko ingin bicara fakta: cinta sudah dihitung lebih ‘mahal’ dari seharusnya!
Walaupun pada awalnya Caca dan Kipli selalu menangkis argumen Miko, lama kelamaan Miko berhasil mengubah suasana café yang pink menjadi abu-abu ketika orang-orang mulai ikut skeptis pada cinta. Karena terbawa oleh suasana di atas panggung, Miko bahkan memutuskan Putri dengan cara yang gegabah: lewat twitter.
Tapi sebuah batu koral dalam kardus itu bikin Miko jungkir balik dan tunggang langgang. Apakah memang cinta bisa apa adanya? Atau harusnya, ada apanya? Zona nyaman yang sesungguhnya atau ruang penuh resiko yang harus selalu tumbuh?
Bagi yang belum liat trailer nya , bisa liat disini dan ada behind the scene part 1 disini.
TAYANG TANGGAL 13 JUNI 2013!
Langganan:
Postingan (Atom)